Sunday, May 28, 2006

Duka Sabtu Pagi...

Belum kering air mata yang tercurah karena bencana Tsunami, Gempa, Banjir, Longsor, Tabrakan Kereta Api...
kini Ibu Pertiwi Menangis Kembali...
Sabtu pagi, dimana kita sedang tertidur Lelap.,,
sekali lagi kita ditegur oLeh-Nya
Gempa Tektonik dengan kekuatan 5,9 skala richter mengguncang DIY dan Jawa Tengah...
Dengan korban tewas kurang lebih 3000 jiwa dan ribuan korban luka2..oLeh karena itu MariLah sejenak kita tundukkan kepala dan berDo'a untuk korban2, baik korban tewas ataupun luka2...
dari jauh., seOrang sahabat hanya bisa menyampaikan do'a dan harapan...
sMoga amal ibadahnya diTerima ALLAH SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan
Dan sMoga apa yang terjadi bisa menjadi pelajaran dan bahan renungan bagi kita semua sebagai anak bangsa...

Thursday, May 11, 2006

ThanX tO cLeoPaTra...

“THANX TO CLEOPATRA”

Pas lagi jalan2 di mall, dua ABG sibuk memilah baju. Enggak lama kemudian dikejauhan terlihat segerombolan anak2 SMU bercengkrama. Semuanya cewe. Manis-manis, cantik plus sexy. Apalagi mereka masih muda, lagi seger2nya. Melihat mereka jadi inget Cleopatra, Ratu mesir yang tersohor kecantikannya, yang bikin Julius Caesar klepek2... Dalam imajinasi kita, ya... Cleopatra pasti bertubuh ramping, putih atau kuning langsat kulitnya dan rambut hitam bak mayang terurai, dll.
Tiba2 saja imajinasiku tentang kecantikan Cleopatra pudar bersama dengan terbitnya ingatanku tentang penelitian sejarah yang mengungkap klo ukuran kecantikan Cleopatra jauh dari apa yang kita bayangkan slama ini. Konon, Cleopatra itu ‘ndut, kondisi yang identik dengan kosakata “tidak atau kurang” cantik tuk zaman sekarang. Ya....buyar dong gagasan tipe perempuan cantik ala Cleopatra. Kecewa, jangan dulu ?
Kenyataan Cleopatra itu ‘ndut justru menunjukkan klo ukuran cantik gak bisa disamaratakan. Definisi fisik berbeda dalam tiap ruang dan waktu. Tidak ada ukuran mutlak tentang kelebuhan / kekurangan seseorang secara fisik. Bagi Mesir, ukuran cantik gak mesti ramping, kulit putih, rambut lurus tapi pada apa yang Cleopatra tampilkan. Untuk masyarakat Afrika atau Irian Jaya, berarti rambut kriting, kulit hitam plus bibir penuh. Begitupun di kelompok masyarakat lain, masing2 punya ukuran dan pandangan berbada.
hm.....kehidupan kita menunjukkan aneka warna fisik yang nyata. Ciri2 lahir seperti warna kulit, bentuk tubuh, rambut, muka, dan sebagainya mudah dilihat. Dan hal itu menyebabkan timbulnya pengertian “Ras” sbg cirri golongan manusia tertentu. Dalam rentang sejarah manusia, paham mengenai warna-ciri tubuh manusia ini telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan. Ini gara2 salah paham besar yang hidup dalam pandangan manusia sebagai bangsa. Salah paham itu mengacaukan antara ciri ras (yang mengkhususkan pada cirri jasmani) dgn cirri rohani. Lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi-rendah, baik-buruk, mulia-tidaknya ras-ras itu.
Dari asumsi itu timbul, anggapan bahwa ras Caucasoid / kulit putih lebih kuat dr ras-ras lain, tapi lebih dari itu ada anggapan bahwa ras kulit putih pada dasarnya lebih pandai, lebih maju, lebih luhur. Pendeknya, lebih tinggi rohaninya. Anggapan salah ini timbul bersamaan dengan perkembangan kekuasaan colonial bangsa-bangsa Eropa (yang berkulit putih) terhadap bangsa lain diluar Eropa.
Anggapan mengenai keunggulan jasmani serta rohani ras kulit putih terhadap ras lain didukung oleh berbagai faktor. Diantaranya oleh teori2 ilmu pengetahuan dan sistem ekonomi yang menjadikan tubuh sebagai komoditas industri, makanya masyarakat memfungsikan tubuhnya sebagai industri yang menghasilkan pundi2 kekayaan. Tubuh menjadi ikon sesembahan (Fetisisme).
Contoh, perkembangan teori yang disampaikan oleh A.De Gobineau dlm bukunya Essai Sur I’Lnegalite des Races Humaines (1853-1855) yang menyebutkan bahwa ras paling murni dan unggul didunia adalah Ras Arya. Di Jerman, anggapan ini diadopsi Hitler dengan Nazinya. Di Serbia, diadopsi Milosevic untuk memusnahkan jutaan manusi non-serbia di Balkan. Betapa sengsaranya keadaan yang ditimbulkan oleh gejala diskriminasi ras.
Nah, Anggapan salah yang terjadi pada ranah ‘Ras’, turun juga ke level individu. Banyak orang merasa karena dia secara fisik lebih dari orang lain. Maka otomatis dia merasa lebih dalam hal lainnya. Lebih hebat atau lebih maju. Tak jarang kondisi ini mendorong terjadinya sikap meremehkan orang yang kebetulan kurang secara fisik.

Jakarta, 20 April 2006